Raja dan Pasukannya

On instagram @iswahyudi.idn

Sudah lama tak nge-Blog, berasa mati suri aja ane. Kayak ngerasa banyak aja gitu yg udah ane tinggalin.

Ane ingin berkisah sedikit ni sahabat pejuang subuh. Moga-moga gak bosan sama ceritanya yee hehe..

Begini....
Pada sebuah masa kenabian, ada seorang Raja bernama Iskandar Zainuddin.
Beliau adalah seorang raja yang dermawan, santun dan hebat. Dia  memiliki pasukan banyak yang punya keterampilan bermacam-macam.
Hingga pada suatu saat raja memerintahkan pasukannya untuk berimigrasi (cieileh..) istilah kerennya perintah untuk menyuruh pasukan berhijrah ke kota lain yang di rasa aman, akibat kota yg ditinggali saat ini tak lagi kondusif untuk dijadikan tempat peristirahatan.

Sang raja memberikan sebuah perintah. Apa kata Raja "setiap kali melewati sungai-sungai yang di lewati, ambil-lah dan masukkan setiap apapun yg kamu pijak di sepanjang aliran sungai nanti kedalam tas bawaanmu". 

Perintah raja ini pun di aamiin-kan oleh pasukan tanpa satupun pertanyaan dari pasukan.

Dan perjalanan pun dimulai..

Pada perjalanan yang panjang ini, tibalah mereka pada aliran sungai yg di maksudkan sang raja pada malam hari.
Awalnya mereka berfikir untuk mengikuti perintah tersebut namun akibat perjalanan yang melelahkan tersebut pasukan ini berfikir apa gunanya kita mengambil batu-batu sungai ini. Ini akan menjadikan beban perjalanan semakin besar, kita sudah kelelahan. Pernyataan ini membuat sebuah keributan akibat perbedaan pendapat oleh mereka.

Dan akhirnya pasukan besar ini terpecah menjadi 3 kelompok atas pemikiran mereka.
Dengan kelompok pertama, adalah orang-orang yg tidak melaksanakan perintah raja tadi.

Dan kelompok kedua adalah mereka yang berfikir bahwa "kita cukup mengambil beberapa batu yg kita pijak saja, ini sudah cukup untuk menjadi alasan setibanya kita pada kota tujuan nantinya agar tak ada hukuman yang kita terima" ucap salah seorang dipasukan kedua.

Pasukan kelompok ketiga, adalah mereka yg tetap pada pendiriannya dari perintah sang Raja. Mereka secara perlahan mengambil satu demi satu batu yang dipijaknya kedalam kantong tas bawaannya.

Dan keesokan harinya mereka tiba pada kota tujuannya. Sang raja memberhentikan pasukan kemudian turun dari kuda tunggangannya dan bertanya kembali pada pasukan. "Wahai pasukan tangguhku, apakah kalian telah melaksanakan perintahku?"

Pasukan pertama, dengan terbata-bata menjawab  "maaf Raja kami tidak sanggup membawa bawaan tersebut akibat kelelahan dan kami meninggalkannya di perjalanan" mereka mencoba berdusta

Lalu, kelompok kedua menjawab "kami telah membawa apa yang telah engkau perintahkan paduka". Seraya menunjukkan tas bawaannya yg tak penuh.

Dan selanjutnya salah seorang kelompok tiga berkata "kami telah menjalankan sesuai dengan apa yang kamu perintahkan Raja" sambil menunjukkan tas nya yang penuh dengan batu-batu yg ditemukan diperjalanan.

Hingga akhirnya kemudian sang raja menyuruh pasukan tersebut mengeluarkan perbendaan yang di 'pungut' oleh mereka.

Dengan terkejutnya kelompok kedua melihat bahwa apa yg dibawa mereka adalah sebuah emas yang sangat mahal.
Begitu pula kelompok pertama terkejut seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya dan merasa sangat kecewa dan menyesal atas perbuatannya yang tak meng-indahkan perintah sang raja bahkan berusaha berdusta.

Dan kedua kelompok ini pun seketika melihat pada perbendaan yang di bawa oleh kelompok ketiga sambil berfikir dan berkata dalam hati "bagaimana makmurnya mereka dengan emas sebanyak itu yang dipunyai oleh mereka".

Lalu, kelompok ketiga mengeluarkan barang bawaannya kemudian dengan penuh rasa syukur mereka bergembira melihat apa yang ada dihadapannya. "Ini adalah sebuah karunia untuk kita, kita kaya kita kaya..." sorak sorai gembira oleh mereka.

Raja kemudian mengatakan, itu adalah hadiah untuk kalian pasukan-ku. Ambillah seluruh kepunyaan kalian itu untuk diri kalian, tak perlu kalian membagikannya ke kerajaan.
Kerajaan sudah punya lebih dari cukup daripada itu.

Lalu sebenarnya, apa nilai yang dapat kita ambil dari kisah tersebut ?

Kayaknya pembaca udah pada tau nih hehehe..

Itu adalah sebuah analogi perjalanan kita yang panjang dengan segala pengorbanan menahan rasa haus dan lapar dari makan dan minum juga menahan hawa nafsu lainnya seperti amarah dan tetap istiqomah pada perintah Tuhan yaitu Allah semesta alam.
Dengan melaksanakan puasa di bulan RAMADHAN, seperti pada firman Allah pada ( Al-baqarah : 183-185 )

Tergolong pada kelompok manakah kita pada Ramadhan yang penuh berkah tahun ini, sudahkah melakukan yang terbaik yang kita punyai ?

Apakah telah kita maksimalkan dengan bersungguh-sungguh ibadah dan menjalankan sunnah-sunnah nabi Allah dengan shalat sunnah, bersedekah, memberi santunan anak yatim, dan lain-lain.

Silahkan jawab dan renungkan.

Terus pembaca ngomong "Ramadhan akan ada lagi di tahun besok kok"

Eitss, sahabat pejuang subuh yang ane sayangi karena Allah. Hehe..

Sesungguhnya memang benar apa yang ente sebutkan.
Karena, Ramadhan akan ada setiap tahunnya. Tapi, coba tanyakan apakah kita ada pada Ramadhan berikutnya ?

Wallahua'lam bisshoab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT CINTA UNTUK MAHASISWA

PITUAH MANDEH

Dan Karena Kau (Perempuan) Kami Ada