Dilema Mahasiswa Milineal

DILEMA MAHASISWA/I MASA KINI

Saya dulunya siswa/pelajar disebuah sekolah di Rantauprapat kabupaten Labuhanbatu. Yang sedang melewati fase-fase perubahan dalam hal pendidikan. Beberapa fase diantaranya yang pertama adalah fase pada proses menuju kemandirian.
Dulunya itu kita belajar ya belajar, belajarnya dengan apa yang disajikan oleh guru (bisa dikatakan hampir sepenuhnya dari guru), menuju pada belajar dengan belajar mencari referensi sendiri, memahami sendiri, dan berlatih sendiri.
Fase kedua, yaitu proses pendewasaan. Masuknya kita dalam lingkungan kampus (mahasiswa) tuntutan akan semakin besar seiring dengan apa yg kita rasa menjadi sebuah kebutuhan pun semakin banyak.
Contohnya dalam meningkatkan softskill/kemampuan berdialektika, berbicara, bahkan lobi-lobian biasanya kita dapat dari sebuah organisasi. lalu masuklah kita pada lingkungan tersebut.
Mengikuti setiap kegiatan punya banyak kendala bahkan sampai kepada pilihan untuk membagi waktu dengan baik antara akademik dan juga organisasi/komunitas. Dan beberapa studi kasus lapangan yang kita hadapi dengan sendirinya kita akan menjadi seorang yang dewasa secara psikologis.

Nah kita masuk pada bagian yang utama.
Gini.. kita belajar untuk mencari ilmu. Ilmu yang kita punya untuk mencari kerja, kerjaan yang kita cari untuk mendapatkan uang, uang untuk memenuhi kebutuhan Sanpapan (sandang pangan dan papan).
Pernah gak kita berfikir ilmu itu datangnya darimana sih..? Atau siapa yang ngasih ilmu itu sama kita?
Dari guru kah? Dosen kah? Temankah? Seniorkah? Atau dari alam?

Ilmu yang kita dapat itu dari siapa ??

Ilmu itu miliknya Allah, jika Allah tidak mengajari kita kita tidak akan pernah tahu. Ilmu Allah itu itu luas, ilmu manusia itu terbatas. Bahkan  laksana setitik air diantara miliyaran galaksi (waduh kecil banget yaa...)

Lalu mahasiswa masa kini bagaimana?
Kita menemukan mahasiswa di zaman milineal (bukam milea ya bro..) tak lagi memperhatikan kebermanfaatan ilmu yang dipunya untuk orang disekelilingnya, Cendrung menyimpannya sendiri.

Pelit berbagi ilmu ibaratkan kita menyimpan makanan yang berlebihan kamu gak akan habis sendirian. Kamu akan menyesal ketika makanan tadi basi, dan berfikir "kenapa ya tadi gak dibagi aja ke mereka"
Kemudian banyak makan tapi gak ada 'pengeluaran' itu akan menjadi penyakit.

Tau gak sahabat pejuang subuh,
Kaya itu dinilai dari seberapa banyak harta yang kita berikan bukan seberapa banyak harta yang kita simpan.
Stigma berfikir ini yang semestinya harus di budayakan.

Begitulah Rasullullah mengajari kita doa yang sangat indah
اللهم إني أسألك علما نافعا

Artinya : ya Allah berikanlah aku ilmu yang bermanfaat, bukan hanya ilmu yang banyak.

Wow.. kebayang kan kepedulian rasul untuk umatnya (sedih nih..)

Singkatnya yaa, kalo kita gak bisa berbagi dalam kebaikan maka jangan menyebar keburukan. berbagi itu akan melembutkan hati melatih diri untuk selalu menyadari, bahwa segala sesuatu itu milik Allah bukan milik kita.
Disini bab syukur kita pelajari.

Pelit berbagi akan mengeraskan hati, mengundang bencana, dan dunia ini yang akan merasuk jiwa kita, ruh kita akan rusak.

Ingatlah selalu disaat kita susah, Seperti apa perasaan kita jika ada orang yang mau berbagi pada kita, saat kita betul-betul memerlukan ?

Nah seperti itu juga Ilmu yang kita punya.
Kita terlahir berbeda-beda adalah yang memiliki IQ yang dari lahir sudah luar biasa, tinggal mempoles sedikit saja untuk menjadi pribadi pintar. Tapi tak sedikit pula yang memliki daya tangkap otaknya yg minimal karena kurang diasah sejak kecil.
Nah.. disinilah peran berbagi itu dimulai.
Sebagai mahasiswa tak ada lagi ranking yang di perebutkan. Tak ada lagi anak kesayangan guru A dan guru B karena kita juara.

Jadi buat apa kita menyimpan ilmu coba ?
Mau ilmu itu membusuk dan basi di dalam diri ?

Berbagilah.. berbagi itu indah.
Makanya semakin hari semakin banyak saja komunitas yang mengatasnamakan 'relawan' karena kita punya feel yang beda saat berbagi itu dikerjakan.

Allah berjanji akan melipat gandakan kebaikan dan pahalanya. Di dunia dan diakhirat kelak. Insyaallah.

Yuk.. kita belajar bareng.
Bukan berarti saya adalah orang yang punya IQ tinggi, malahan saya adalah salah satu yang punya daya tangkap minimal.
Jadi jangan sungkan-sungkan mengajari ane yaa..😂
Ane senang banget kalau sahabat pejuang subuh mau berbagi.

Seperti kritik dan sarannya contohnya.

Thx.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT CINTA UNTUK MAHASISWA

PITUAH MANDEH

Dan Karena Kau (Perempuan) Kami Ada